Observasi Kebudayaan Ponorogo
1.
Cara mempertahankan kebudayaan.
Reog adalah salah satu kesenian
budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap
sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh
tokoh warok dan gemblak, dua tokoh yang ikut tampil pada saat reog
dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih
sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Dalam pertunjukkan Reog ponorogo ada beberapa tokoh yang mementaskan
pertunjukkan tersebut yaitu warok, "Warok" Artinya, seseorang yang
mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang
baik. Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna
yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan
Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda
ini selalu membawa pusaka tersebu, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh dalam Reog
Ponorogo. Tokoh itu semua sangat berperan dalam penampilan Reog Ponorogo, Untuk
itu kita sebagai bangsa Indonesia harus bisa mempertahankan kesenian Reog
Ponorogo supaya Reog Ponorogo tetap dikenang dan di tampilkan setiap ada acara.
Untuk mempertahankan nilai kesenian Reog Ponorogo dalam kebudayaan Indonesia
bisa dengan berbagai cara yaitu :
·
Berlatih tarian Reog PonorogoUntuk
mempertahankan nilai kesenian Reog Ponorogo dalam budaya Indonesia salah
satunya yaitu para mahasiswa STAIN Ponorogo berlatih tarian Reog ponorogo
bersama-sama dengan mahasiswa berbagai negara seperti mahasiswa UIN Malang,
STAIN Kediri, IAIN Mataram dan masih banyak lagi. Para mahasiswa ini berlatih
tarian Reog Ponorogo supaya kesenian dari Indonesia ini tidak direbut oleh
Negara lain, banyak para bangsa dari negara lain yang ikut belajar tarian di
Indonesia namun sebagai bangsa Indonesia asli para mahasiswa ini tidak mau
kalah dengan bangsa asing, mereka berlatih tarian Reog Ponorogo dengan
sungguh-sungguh dan tanpa kenal lelah, mereka berlatih tarian ini selain supaya
kebudayaan tidak direbut oleh bangsa lain namun juga sebagai ajang setiap
pementasan mereka akan unjuk kebolehan dengan menarikan tarian Reog ponorogo yang
diadakan di Ponorogo setiap tahunnya. Hal ini merupakan upaya para mahasiswa
mempertahankan kesenian yang ada di Ponorogo supaya tetap terjaga
keindahannnya.
·
Berlatih gamelan-gamelan tarian Reog
PonorogoBerlatih gamelan-gamelan merupakan hal yang paling seru karena dalam
hal ini kita mampu mengungkapkan suasana hati dan perasaan yang ada pada diri
kita, memainkan gamelan merupakan hal yang paling penting dalam suatu
pementasan, karena gamelan akan mempengaruhi suasana panggung terutama dalam
pertunjukkan Reog Ponorogo sangat membutuhkan gamelan dalam setiap
pementasannya karena hal ini adalah yang paling menarik untuk didengarkan. Oleh
sebab itu para mahasiswa STAIN Ponorogo mereka berlatih gamelan-gamelan Reog
Ponorogo yang mana dalam pertunjukkan sangat dibutuhkan untuk menciptakan
suasana hati para pendengarnya. Dalam berlatih gamelan-gamelan ini para
mahasiswa melengkapi alat-alat gamelan mereka pada pengrajin kerajinan Reog
Ponorogo yang mana disana tersedia lengkap kebutuhan dalam pementasan Reog Ponorogo.
Biasanya untuk memainkan gamelan ini dilakukan oleh mahasiswa laki-laki
sedangkan yang perempuan adalah menari, hal ini karena peralatan dalam reog
Ponorogo sangat besar dan berat. Bukan hanya gamelan saja yang berat namun
media atau Reognya sendiri itu juga sangat berat harus ada orang yang
berpengalaman untuk memainkannya.
·
Ikut membantu para pengrajin
kerajinan Reog Ponorogo. Dalam hal ini para mahasiswa STAIN Ponorogo supaya
kesenian Reog Ponorogo tidak di rebut oleh bangsa lain maka para pengrajin kerajinan
Reog Ponorogo melestarikannya dengan tetap mengembangkan dengan caramembuat
sebanyak mungkin dan berupaya menjualnya kenegara lain, para mahasiswa STAIN
Ponorogo mereka membantu para pengrajin Reog untuk melestarikannya melalui ikut
berpartisipasi dalam pembuatan Reog.
·
Ikut merayakan hari jadi
PonorogoSetiap satu tahun sekali di Ponorogo selalu diadakan pertunjukkan Reog
Ponorogo pertunjukkan ini digunakan untuk memperingati hari jadinya Ponorogo.
Di hari ulang tahunnya Ponorogo para masyarakat Ponorogo semua ikut
berpartisipasi dalam perayaan, terutama para mahasiswa STAIN Ponorogo mereka
juga ikut berpartisipasi merayakannya dengan membantu para pemudi Ponorogo
untuk mempersiapkan tarian Reog Ponorogo, yang mana tarian ini sangat
bermanfaat bagi semua kalangan tidak memandang usia.
Sumber :
http://www.kompasiana.com/fatimah14160003/mempertahankan-nilai-kesenian-reog-ponorogo-dalam-kebudayaan-indonesia_566f6f2b5b7b61af0ffb364b
2.
Bagaimana cara mereka bersinggungan
dengan kebudayaan lain.
Kebudayaan
adalah hasil pemikiran atau akal manusia. Kebudayaan di setiap tempat
berbeda-beda dan dapat mengalami perubahan karena beberapa faktor. Perubahan
kebudayaan adalah perubahan dalam ide dan tatanan hidup masyarakat. Perubahan
ini tentu saja tidak dapat disadari secara langsung dan hanya dapat dirasakan
jika kita membandingkan kebudayaan lampau. Masyarakat pada umumnya menolak
perubahan pada kebudayaannya, namun seiring dengan perkembangan era
globalisasi, perubahan tetap akan terjadi meskipun tanpa disadari. Berikut
adalah perubahan kebudayaan dan contohnya.
1. Contoh Difusi
Difusi
adalah menyebarnya salah satu unsur kebudayaan di suatu ke tempat ke kebudayaan
di tempat lain. Difusi terjadi karena terdapat rasa sama, memiliki manfaat, dan
kecocokan dengan budaya asing tersebut. Misalnya aliran musik Barat yang kini
telah memasuki aliran musik Indonesia dan cara berkomunikasi melalui jejaring
sosial dari Barat yang telah merambat ke seluruh dunia. Perkembangan
globalisasi juga mempermudah terjadinya difusi.
2. Contoh Asimilasi
Asimilasi
adalah interaksi antara dua kebudayaan yang berbeda menjadi kebudayaan baru
namun tidak lepas dari dua kebudayaan sebelumnya. Biasanya kebudayaan baru ini
mengambil nilai-nilai positif dari dua kebudayaan sebelumnya dan membuang
nilai-nilai negatifnya. Asimilasi timbul karena terdapat rasa toleransi antara
kedua masyarakat dari dua kebudayaan yang berbeda tersebut. Contoh asimilasi
adalah kebudayaan Hindu di India dan kebudayaan masyarakat Bali yang menjadi
sebuah kebudayaan yang amat berbeda dari kebudayaan Bali dan kebudayaan Hindu
India namun tetap tidak lepas dari kedua kebudayaan tersebut.
3. Contoh Akulturasi
Akulturasi
adalah perpaduan kebudayaan yang berbeda yang berlangsung secara damai dan
serasi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan
tersebut. Misalnya saat masuknya agama Islam ke tanah Jawa yang pada saat itu
kebudayaan Hindu masih sangat kental. Namun saat ini agama Islam berlangsung
sesuai dengan ajarannya dan kebudayaan Hindu di pulau Jawa masih ada hingga
kini.
4. Contoh Sosialisasi
Sosialisasi
adalah perubahan yang terjadi karena suatu kebudayaan bersinggungan dengan
kebudayaan lain sehingga yang satu akan mengalah. Contohnya adalah seorang anak
yang rajin yang pindah ke sekolah yang mayoritas siswanya pemalas. Secara tidak
disadari siswa tersebut ikut menjadi pemalas.
Sumber : http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/12/4-contoh-perubahan-kebudayaan.html
3.
Kendala perbedaan budaya ?
Komunikasi merupakan sebuah proses dimana sebuah interaksi
antara komunikan dan komunikator yang melakukan pertukaran pesan didalamnya
yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung, komunikasi sendiri bisa
dikatakan merupakan hal yang paling krusial dalam kehidupan ini. Sebuah
interaksi sosial bisa tidak berarti apa-apa jika komunikasi didalamnya tidak
berjalan pada semestinya, begitu juga dalam dunia professional atau dunia
kerja, komunikasi merupakan hal yang penting dalam memberikan instruksi dari
pemimpin kebawahan atau sebaliknya.
Budaya yang bahasa Inggris culture atau dari bahasa
Latin colere yang berarti merawat, memelihara dan menjaga. Pada abad
pertengahan kata budaya belum digunakan, baru pada abad ke 17 kata latin
cultura dipergunakan dalam hubungan dengan alam dan pengembangan kemampuan
spiritual. Budaya merujuk pada segala yang diciptakan oleh manusia, maksud dan
tujuan budaya adalah untuk kesempurnaa manusia.
Secara umum komunikasi antarbudaya adalah “Proses saling
berbagai informasi, pengetahuan, perasaan dan pengalaman yang dilakukan oleh
manusia dari berbagai budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan
sikap-sikap yang dikomunikasikan, sepertinya cara orang Jepang yang yang membungkukan
badan satu sama lain, berbeda dengan gaya penyambutan oleh bangsa lainnya
didunia. Sehingga setiap orang harus dapat memahami secara lengkap semua
tatanan struktur dan proses komunikasi, misalnya dalam komunikasi Etnik
dari beberapa kelompok budaya yang berbeda sehingga dapat disampaikan dan
diterima pesan komunikasi secara benar.[1]
- Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya
Hambatan- Hambatan dalam Komunikasi
Antarbudaya terjadi karena alasan yang bermacam-macam karena komunikasi
mencakup pihak-pihak yang berperan sebagai pengirim dan penerima secara
berganti-ganti maka hambatan-hambatan tersebut dapat terjadi dari
semua pihak antara lain :
- Keanekaragaman dari tujuan-tujuan komunikasi. Masalah komunikasi sering terjadi karena alasan dan motivasi untuk berkomunikasi yang berbeda-beda, dalam situasi antarbudaya perbedaan ini dapat menimbulkan masalah.
- Etnosentrisme banyak orang yang menganggap caranya melakukan persepsi terhadap hal-hal disekelilingnya adalah satu-satunya yang paling tepat dan benar, padahal harus disadari bahwa setiap orang memiliki sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa yang dianggapnya baik belum tentu sesuai dengan persepsi orang lain. Etnosentrisme cenderung menganggap rendah orang-orang yang dianggap asing dan memandang budaya-budaya asing dengan budayanya sendiri karena etnosentrisme biasanya dipelajari pada tingkat ketidaksadaran dan diwujudkan pada tingkat kesadaran, sehingga sulit untuk melacak asal usulnya.
- Tidak adanya kepercayaan karena sifatnya yang khusus, komunikasi antarbudaya merupakan peristiwa pertukaran informasi yang peka terhadap kemungkinan terdapatnya ketidak percayaan antara pihak-pihak yang terlibat.
- Penarikan diri komunikasi tidak mungkin terjadi bila salah satu pihak secara psikologis menarik diri dari pertemuan yang seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa macam-macam perkembangan saat ini antara lain meningkatnya urbanisasi, perasaan-perasaan orang untuk menarik diri dan apatis semakin banyak pula.
Sumber : http://harissupiandi.blogspot.co.id/2013/07/hambatan-dalam-komunikasi-antar-budaya.html