Laman

Selasa, 15 Desember 2015

Observasi Kebudayaan Daerah



Observasi Kebudayaan Ponorogo

1.      Cara mempertahankan kebudayaan.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh tokoh warok dan gemblak, dua tokoh yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Dalam pertunjukkan Reog ponorogo ada beberapa tokoh yang mementaskan pertunjukkan tersebut yaitu warok, "Warok" Artinya, seseorang yang mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik. Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebu, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh dalam Reog Ponorogo. Tokoh itu semua sangat berperan dalam penampilan Reog Ponorogo, Untuk itu kita sebagai bangsa Indonesia harus bisa mempertahankan kesenian Reog Ponorogo supaya Reog Ponorogo tetap dikenang dan di tampilkan setiap ada acara. Untuk mempertahankan nilai kesenian Reog Ponorogo dalam kebudayaan Indonesia bisa dengan berbagai cara yaitu :

·         Berlatih tarian Reog PonorogoUntuk mempertahankan nilai kesenian Reog Ponorogo dalam budaya Indonesia salah satunya yaitu para mahasiswa STAIN Ponorogo berlatih tarian Reog ponorogo bersama-sama dengan mahasiswa berbagai negara seperti mahasiswa UIN Malang, STAIN Kediri, IAIN Mataram dan masih banyak lagi. Para mahasiswa ini berlatih tarian Reog Ponorogo supaya kesenian dari Indonesia ini tidak direbut oleh Negara lain, banyak para bangsa dari negara lain yang ikut belajar tarian di Indonesia namun sebagai bangsa Indonesia asli para mahasiswa ini tidak mau kalah dengan bangsa asing, mereka berlatih tarian Reog Ponorogo dengan sungguh-sungguh dan tanpa kenal lelah, mereka berlatih tarian ini selain supaya kebudayaan tidak direbut oleh bangsa lain namun juga sebagai ajang setiap pementasan mereka akan unjuk kebolehan dengan menarikan tarian Reog ponorogo yang diadakan di Ponorogo setiap tahunnya. Hal ini merupakan upaya para mahasiswa mempertahankan kesenian yang ada di Ponorogo supaya tetap terjaga keindahannnya.
·         Berlatih gamelan-gamelan tarian Reog PonorogoBerlatih gamelan-gamelan merupakan hal yang paling seru karena dalam hal ini kita mampu mengungkapkan suasana hati dan perasaan yang ada pada diri kita, memainkan gamelan merupakan hal yang paling penting dalam suatu pementasan, karena gamelan akan mempengaruhi suasana panggung terutama dalam pertunjukkan Reog Ponorogo sangat membutuhkan gamelan dalam setiap pementasannya karena hal ini adalah yang paling menarik untuk didengarkan. Oleh sebab itu para mahasiswa STAIN Ponorogo mereka berlatih gamelan-gamelan Reog Ponorogo yang mana dalam pertunjukkan sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana hati para pendengarnya. Dalam berlatih gamelan-gamelan ini para mahasiswa melengkapi alat-alat gamelan mereka pada pengrajin kerajinan Reog Ponorogo yang mana disana tersedia lengkap kebutuhan dalam pementasan Reog Ponorogo. Biasanya untuk memainkan gamelan ini dilakukan oleh mahasiswa laki-laki sedangkan yang perempuan adalah menari, hal ini karena peralatan dalam reog Ponorogo sangat besar dan berat. Bukan hanya gamelan saja yang berat namun media atau Reognya sendiri itu juga sangat berat harus ada orang yang berpengalaman untuk memainkannya.
·         Ikut membantu para pengrajin kerajinan Reog Ponorogo. Dalam hal ini para mahasiswa STAIN Ponorogo supaya kesenian Reog Ponorogo tidak di rebut oleh bangsa lain maka para pengrajin kerajinan Reog Ponorogo melestarikannya dengan tetap mengembangkan dengan caramembuat sebanyak mungkin dan berupaya menjualnya kenegara lain, para mahasiswa STAIN Ponorogo mereka membantu para pengrajin Reog untuk melestarikannya melalui ikut berpartisipasi dalam pembuatan Reog.
·         Ikut merayakan hari jadi PonorogoSetiap satu tahun sekali di Ponorogo selalu diadakan pertunjukkan Reog Ponorogo pertunjukkan ini digunakan untuk memperingati hari jadinya Ponorogo. Di hari ulang tahunnya Ponorogo para masyarakat Ponorogo semua ikut berpartisipasi dalam perayaan, terutama para mahasiswa STAIN Ponorogo mereka juga ikut berpartisipasi merayakannya dengan membantu para pemudi Ponorogo untuk mempersiapkan tarian Reog Ponorogo, yang mana tarian ini sangat bermanfaat bagi semua kalangan tidak memandang usia.

Sumber : http://www.kompasiana.com/fatimah14160003/mempertahankan-nilai-kesenian-reog-ponorogo-dalam-kebudayaan-indonesia_566f6f2b5b7b61af0ffb364b

2.      Bagaimana cara mereka bersinggungan dengan kebudayaan lain.

Kebudayaan adalah hasil pemikiran atau akal manusia. Kebudayaan di setiap tempat berbeda-beda dan dapat mengalami perubahan karena beberapa faktor. Perubahan kebudayaan adalah perubahan dalam ide dan tatanan hidup masyarakat. Perubahan ini tentu saja tidak dapat disadari secara langsung dan hanya dapat dirasakan jika kita membandingkan kebudayaan lampau. Masyarakat pada umumnya menolak perubahan pada kebudayaannya, namun seiring dengan perkembangan era globalisasi, perubahan tetap akan terjadi meskipun tanpa disadari. Berikut adalah perubahan kebudayaan dan contohnya.


1. Contoh Difusi
Difusi adalah menyebarnya salah satu unsur kebudayaan di suatu ke tempat ke kebudayaan di tempat lain. Difusi terjadi karena terdapat rasa sama, memiliki manfaat, dan kecocokan dengan budaya asing tersebut. Misalnya aliran musik Barat yang kini telah memasuki aliran musik Indonesia dan cara berkomunikasi melalui jejaring sosial dari Barat yang telah merambat ke seluruh dunia. Perkembangan globalisasi juga mempermudah terjadinya difusi.

2. Contoh Asimilasi
Asimilasi adalah interaksi antara dua kebudayaan yang berbeda menjadi kebudayaan baru namun tidak lepas dari dua kebudayaan sebelumnya. Biasanya kebudayaan baru ini mengambil nilai-nilai positif dari dua kebudayaan sebelumnya dan membuang nilai-nilai negatifnya. Asimilasi timbul karena terdapat rasa toleransi antara kedua masyarakat dari dua kebudayaan yang berbeda tersebut. Contoh asimilasi adalah kebudayaan Hindu di India dan kebudayaan masyarakat Bali yang menjadi sebuah kebudayaan yang amat berbeda dari kebudayaan Bali dan kebudayaan Hindu India namun tetap tidak lepas dari kedua kebudayaan tersebut.

3. Contoh Akulturasi
Akulturasi adalah perpaduan kebudayaan yang berbeda yang berlangsung secara damai dan serasi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Misalnya saat masuknya agama Islam ke tanah Jawa yang pada saat itu kebudayaan Hindu masih sangat kental. Namun saat ini agama Islam berlangsung sesuai dengan ajarannya dan kebudayaan Hindu di pulau Jawa masih ada hingga kini.

4. Contoh Sosialisasi
Sosialisasi adalah perubahan yang terjadi karena suatu kebudayaan bersinggungan dengan kebudayaan lain sehingga yang satu akan mengalah. Contohnya adalah seorang anak yang rajin yang pindah ke sekolah yang mayoritas siswanya pemalas. Secara tidak disadari siswa tersebut ikut menjadi pemalas.
Sumber : http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/12/4-contoh-perubahan-kebudayaan.html

3.      Kendala perbedaan budaya ?
Komunikasi merupakan sebuah proses dimana sebuah interaksi antara komunikan dan komunikator yang melakukan pertukaran pesan didalamnya yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung, komunikasi sendiri bisa dikatakan merupakan hal yang paling krusial dalam kehidupan ini. Sebuah interaksi sosial bisa tidak berarti apa-apa jika komunikasi didalamnya tidak berjalan pada semestinya, begitu juga dalam dunia professional atau dunia kerja, komunikasi merupakan hal yang penting dalam memberikan instruksi dari pemimpin kebawahan atau sebaliknya.
Budaya yang bahasa Inggris culture atau dari bahasa Latin colere yang berarti merawat, memelihara dan menjaga. Pada abad pertengahan kata budaya belum digunakan, baru pada abad ke 17 kata latin cultura dipergunakan dalam hubungan dengan alam dan pengembangan kemampuan spiritual. Budaya merujuk pada segala yang diciptakan oleh manusia, maksud dan tujuan budaya adalah untuk kesempurnaa manusia.
Secara umum komunikasi antarbudaya adalah “Proses saling berbagai informasi, pengetahuan, perasaan dan pengalaman yang dilakukan oleh manusia dari berbagai budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap yang dikomunikasikan, sepertinya cara orang Jepang yang yang membungkukan badan satu sama lain, berbeda dengan gaya penyambutan oleh bangsa lainnya didunia. Sehingga setiap orang harus dapat memahami secara lengkap semua tatanan struktur dan proses komunikasi, misalnya dalam komunikasi Etnik dari beberapa kelompok budaya yang berbeda sehingga dapat disampaikan dan diterima pesan komunikasi secara benar.[1]
  1. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya
Hambatan- Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya terjadi karena alasan yang bermacam-macam karena komunikasi mencakup pihak-pihak yang berperan sebagai pengirim dan penerima secara berganti-ganti maka hambatan-hambatan tersebut dapat terjadi dari semua pihak antara lain :
  1. Keanekaragaman dari tujuan-tujuan komunikasi. Masalah komunikasi sering terjadi karena alasan dan motivasi untuk berkomunikasi yang berbeda-beda, dalam situasi antarbudaya perbedaan ini dapat menimbulkan masalah.
  2. Etnosentrisme banyak orang yang menganggap caranya melakukan persepsi terhadap hal-hal disekelilingnya adalah satu-satunya yang paling tepat dan benar, padahal harus disadari bahwa setiap orang memiliki sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa yang dianggapnya baik belum tentu sesuai dengan persepsi orang lain. Etnosentrisme cenderung menganggap rendah orang-orang yang dianggap asing dan memandang budaya-budaya asing dengan budayanya sendiri karena etnosentrisme biasanya dipelajari pada tingkat ketidaksadaran dan diwujudkan pada tingkat kesadaran, sehingga sulit untuk melacak asal usulnya.
  3. Tidak adanya kepercayaan karena sifatnya yang khusus, komunikasi antarbudaya merupakan peristiwa pertukaran informasi yang peka terhadap kemungkinan terdapatnya ketidak percayaan antara pihak-pihak yang terlibat.
  4. Penarikan diri komunikasi tidak mungkin terjadi bila salah satu pihak secara psikologis menarik diri dari pertemuan yang seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa macam-macam perkembangan saat ini antara lain meningkatnya urbanisasi, perasaan-perasaan orang untuk menarik diri dan apatis semakin banyak pula.
Sumber : http://harissupiandi.blogspot.co.id/2013/07/hambatan-dalam-komunikasi-antar-budaya.html