Jumat, 04 November 2016
Artikel pengumpulan data
METODE PENGUMPULAN DATA
Salah satu komponen yang penting dalam penelitian adalah
proses peneliti dalam pengumpulan data. Kesalahan yang dilakukan dalam proses
pengumpulan data akan membuat proses analisis menjadi sulit. Selain itu hasil
dan kesimpulan yang akan didapat pun akan menjadi rancu apabila pengumpulan
data dilakukan tidak dengan benar.
Masing-masing penelitian memiliki
proses pengumpulan data yang berbeda, tergantung dari jenis penelitian yang
hendak dibuat oleh peneliti. Pengumpulan data kualitatif pastinya akan berbeda
dengan pengumpulan data kuantitatif. Pengumpulan data statistik juga tidak bisa
disamakan dengan pengumpulan data analisis.
Pengumpulan
data penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Terdapat langkah
pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang harus diikuti. Tujuan dari
langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data ini adalah demi
mendapatkan data yang valid, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian pun tidak
akan diragukan kebenarannya.
DEFINISI PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan
teori yang ia gunakan, dugaan tersebut disebut dengan hipotesis (Baca juga: Pengertian Hipotesis dan Langkah Perumusan
Hipotesis). Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, seorang
peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.
Proses pengumpulan data ditentukan
oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan
terhadap sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Data adalah sesuatu yang
belum memiliki arti bagi penerimanya dan masih membutuhkan adanya suatu
pengolahan. Data bisa memiliki berbagai wujud, mulai dari gambar, suara, huruf,
angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua hal tersebut dapat disebut sebagai
data asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek,
kejadian, ataupun suatu konsep.
Data dapat dibedakan dalam beberapa
kategori. Jenis-jenis data dapat dikategorikan sebagai berikut:
A.
Menurut cara memperolehnya
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri
oleh peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara
langsung dari objek atau subjek penelitian.
B.
Menurut sumbernya
1. Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau
kegiatan dalam sebuah organisasi
2. Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan
atau kegiatan di luar sebuah organisasi
C.
Menurut sifatnya
1. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti
2. Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka
D.
Menurut waktu pengumpulannya
1. Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya
pada suatu waktu tertentu
2. Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan
keadaan/ peristiwa/ kegiatan.
METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian, kita seringkali
mendengar istilah metode pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data.
Meskipun saling berhubungan, namun dua istilah ini memiliki arti yang berbeda.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sementara itu
instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Karena berupa alat, maka instrumen pengumpulan data dapat berupa check
list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga kamera untuk foto atau untuk
merekam gambar.
Ada berbagai metode pengumpulan data
yang dapat dilakukan dalam sebuah penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat
digunakan secara sendiri-sendiri, namun dapat pula digunakan dengan
menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa metode pengumpulan data antara
lain:
1.
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti
dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula
dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara
terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a.
Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti
telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber.
Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara
sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian
seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta
instrumen-instrumen lain.
b.
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari
masalah yang ingin digali dari responden.
2.
Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan
data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya.
Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden,
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik
pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam.
Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu
besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a.
Participant observation
Dalam
participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b.
Non participant observation
Berlawanan dengan participant
observation, non participant observation merupakan observasi yang penelitinya
tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
3.
Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode
pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti
variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain
itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya,
kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan
kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang memberikan
kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner
tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih
oleh objek penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa penelitian saat
ini juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk
ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian
tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
4.
Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode
pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi
dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang
berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan
data dibedakan menjadi dua, yakni:
a.
Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang
ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya:
autobiografi
b.
Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang
ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.
FORMULASI MASALAH/PERUMUSAN MASALAH
Pengertian
Rumusan Masalah
Penelitian - Banyak yang mencari
tentang rumusan masalah ataupun contoh rumusan masalah entah itu rumusan
masalah makalah maupun rumusan masalah penelitian.
Rumusan masalah memang cukup krusial dalam sebuah penelitian ataupun makalah.
Namun sebelum beranjak kepada contoh rumusan masalah, maka akan lebih baik
kalau diketahui tentang rumusan masalah, pengertian rumusan masalah sehingga di
masa mendatang tidak lagi kerepotan dalam membuat rumusan masalah sehingga
tidak terpaku pada pencarian contoh rumusan masalah.
Pengertian Rumusan Masalah. Rumusan
masalah dalam sebuah proposal penelitian adalah hal paling mendasar. Rumusan
masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian
tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, kemudian
akan dijawab dalam proses penelitian dan tertuang secara sistematis dalam
laporan penelitian. Semua bahasan dalam laporan penelitian, termasuk juga semua
bahasan mengenai kerangka teori dan metodologi yang digunakan, semuanya mengacu
pada perumusan masalah. Oleh karena itu, ia menjadi titik sentral. Disinilah
fokus utama yang akan menentukan arah penelitian (Yenrizal, 2012).
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah,
diantaranya:
Ø Menurut
Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila
seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk
mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
Ø Menurut
Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan
kenapa dan kenapa”.
Ø Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini
berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (Sugiyono).
Seperti telah
dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah
penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.
Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.
a. Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan
masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variable atau lebih ( variable yang berdiri
sendiri ). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat pernamdingan
variable itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan
variable yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan
penelitian deskriptif.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan
komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan
suatu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada
waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif.
Rumusan
masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variable atau lebih.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah
yaitu:
1. Dirumuskan secara jelas
2. Menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternaatif
tindakan yang akan dilakukan
3. Dapat diuji secara empiris
4. Menggandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan
yang diinginkan
5. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
6. Jelas cangkupannya
7. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau
teknik tertentu.menurut, Rakim (2008) memberikan tambahan tentang:
Batasan dan Lahan Permasalahan :
1.
Spesifik hanya pada variabel yang diselidiki dalam bentuk
diskripsi operasional
2.
Argumen yang logika mengapa pembatasan harus rasional
3. Rumusan alasan yang ditetapkan pada variabel yang tepat dan
sesuai dengan sejarah permasalahan
Bentuk Pertanyaan Peneletian yang Baik (GOOD RESEARCH QUESTION)
·
Feasible : jawaban` pertanyaan harus merujuk pada sumber
yang pasti/nyata, jelas dan efisien
·
Clarity : mengembangkan persepsi dan konsepsi
yang sama untuk semua pembaca
·
Significance : kontribusi pengembangan ilmu
pengetahuan dan pemecahan masalah
·
Ethnic : tidak berhubungan dengan suku,
moral, kepercayaan , nilai nilai dan agama
Jumat, 14 Oktober 2016
METODE PENELITIAN
Definisi
Metode Penelitian
Metode
penelitian adalah
suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu
menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Beberapa
pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
1. Nasir
(1988:51) =>Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan
peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang
diajukan.
2. Sugiyono (2004:
1) =>Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Tahapan-tahapan
Penelitian
Pada umumnya
suatu penelitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang mana satu sama lain
saling bergantung dan berhubungan. Dengan kata lain, masing-masing tahap itu
saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahap-tahap yang lain. Kesadaran
terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih
bijaksana dalam mengambil keputusan pada setiap tahap penelitian. Adapun
tujuh tahap itu sebagai berikut:
1.
Perencanaan.
Perencanaan meliputi penentuan tujuan
yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan merencanakan strategi umum untuk
memperoleh dang menganalisa data bagi penelitian itu.
2. Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian
Tahap ini merupakan pengembangan dari
tahap perencanaan. Disini disajikan lagi latar belakang penelitian,
permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode.
3. Pengambilan contoh (sampling)
Proses pemilihan sejumlah unsur dari
suatu populasi guna mewakili seluruh populasi itu.
4. Penyusunan daftar pertanyaan
Proses penterjemahan tujuan-tujuan
studi kedalam bentuk pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang berupa informasi
yang dibutuhkan.
5. Kerja lapangan
Tahap ini meliputi pemilihan dan latihan
para pewawancara, bimbingan dalam wawancara serta pelaksanaan wawancara.
6. Editing dan Coding
Coding adalah proses memindahkan
jawaban yang tertera dalam daftar pertanyaan ke dalam berbagai kelompok jawaban
yang disusun dalam angka dan ditabulasi.
7. Analisis dan Laporan
Meliputi berbagai tugas yang saling
berhubungan dan terpenting pula dalam suatu proses penelitian.
Klasifikasi Metode Penelitian
Penelitian
terdiri dari berbagai jenis. Berikut ini adalah pengelompokkan penelitian.
1. Menurut
Fungsi / Kedudukan
A. Penelitian
Akademik (Mahasiswa S1, S2, S3), ciri/penekanan :
1. Merupakan sarana edukasi
2. Mengutamakan validitas internal
(cara yang harus benar)
3. Variabel penelitian terbatas
4. Kecanggihan analisis disesuaikan
dengan jenjang (S1, S2, S3)
B. Penelitian
Profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni), ciri/ penekanan :
1. Bertujuan mendapatkan pengetahuan
baru yang berkenaan dan ilmu, teknologi dan seni.
2. Variabel penelitian lengkap
3. Kecanggihan analisis disesuaikan
kepentingan masyarakat ilmiah
4. Validitas internal (cara yang benar)
dan validitas eksternal (kegunaan dan generalisasi) diutamakan.
C. Penelitian
Institusional (perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan), ciri/penekanan
:
1. Bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan
2. Mengutamakan validitas eksternal
(kegunaan)
3. Variabel penelitian lengkap
(kelengkapan informasi)
4. Kecanggihan analisis disesuaikan
untuk pengambilan keputusan.
2. Menurut
Kegunaan
a. Penelitian Murni (Pure Research)
atau Penelitian Dasar
b. Penelitian Terapan (Applied
Research)
3. Menurut
Tujuan
a. Penelitian Eksploratif
b. Penelitian Pengembangan
c. Penelitian Verifikatif
4. Menurut Pendekatan
a. Penelitian Longitudinal (Bujur)
b. Penelitian Cross-Sectional (Silang)
SUMBER :
- Nazir,
Mohammad (1999). Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga
-
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipt Blog.ub.ac.id
Langganan:
Postingan (Atom)