Tugas Softskill : Resume
PI/Skripsi/Thesis
Judul : Perawatan Mesin
pada perusahaan
Sumber :Ardian,Aan. Perawatan dan Perbaikan mesin. YOGYAKARTA:Universitas Negri Yogyakarta diunduh di http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304811/pendidikan/2c-handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin.pdf
BAB I
Perawatan mesin merupakan
kegiatan yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan produksi, perawatan mesin
dilakukan untuk mencegah kegagalan sistem maupun untuk mengembalikan fungsi
sistem jika kegagalan telah terjadi. Beberapa perusahaan biasanya melakukan
perawatan apabila fasilitas atau peralatan menagalami kerusakan. Perawatan
mesin yang baik dapat meningkatkan keandalan dan mesin, perawatan tersebut
dapat meliputi perawatan corrective yaitu
kegiatan perawatan setelah mesin rusak dan perawatan preventive yaitu kegiatan perawatan mesin untuk mencegah terjadinya
kerusakan.
Reabilitas mesin produksi yang tinggi dapat membantu
dalam kelancaran produksi suatu perusahaan dan dapat meminimasi jumlah
kecacatan produk(Corder, 1992). Aktivitas produksi sering mengalami hambatan
disebabkan karena tidak berfungsinya mesin-mesin produksi yang pada dasarnya
merupakan komponen utama dalam bidang industri manufaktur. Kegagalan beroperasi
mengakibatkan ketersediaan mesin yang dioptimalkan.
Kegiatan perawatan ini dimaksudkan
untuk menjaga dan mempertahankan ketangguhan operasional dan kinerja sistem
agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga mesin dapat berjalan
dengan normal dan menjaga kelancaran proses produksi. Perawatan mesin terbagi
menjadi dua cara :
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned
Maintenance)
Perawatan mesin
yang disebutkan diatas memiliki bentuk-bentuk perawatannya tersendiri. Berikut
adalah bentuk-bentuk dari perawatan :
1.
Perawatan Preventif
(Preventive Maintenance)
Perawatan Preventif adalah pekerjaan perawatan
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang
direncanakan untuk pencegahan (Preventif).
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: Inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan. Sehingga peralatan dan mesin-mesin selama beroperasi
terhindar dari kerusakan.
2.
Perawatan Korektif
Perawatan korektif adalah
perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan
dapat dilakukan peningkatan-peningkatan seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3.
Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan
perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
Perawatan bentuk ini dilakukan pada mesin yang beroperasi secara terus menerus
dalam melayani proses produksi.
4.
Perawatan Prediktif.
Perawatan prediktif ini
filakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi
fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dengan
cara menganalisa melalui panca indra atau alat-alat untuk mendeteksi kerusakan.
5.
Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan
dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya
pihak maintenance harus menunggu suku cadang disiapkan, material, alat-alat dan
tenaga kerjanya.
6.
Perawatan Darurat (Emergency
Maintenance)
Perawatan Darurat adalah
pekerjaan perbaikan yang harus dilakukan karena terjadi kerusakan dan kemacetan
pada mesin yang tidak terduga.
BAB IV
PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN
Jadwal
Operasi Pabrik Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan minimum, maka
waktu untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu
pekerjaan perawatan ditentukan atas kondisi berikut:
•
Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya kebutuhan perawatan.
•
Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja yang sudah.
Penentuan
jam operasi pabrik tergantung besar kecilnya industri, jenis dan tingkat
produksi. Berbagai sistem penggantian waktu kerja di industri, sehingga bisa
ditentukan waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada saat
pabrik tidak beroperasi. Perencanaan Perawatan Urutan perencanaan fungsi
perawatan meliputi :
A.
Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
B. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan
dilaksanakan dengan pertimbangan ke masa depan.
C.
Pengontrolan dan pencatatan.
D. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat
diselesaikan dengan suatu bentuk perawatan.
E.
Penerapan bentuk perawatan yang dipilih:
•
Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
•
Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
•
Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana.
• Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan
dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi hasilnya guna menentukan persiapan
berikutnya.
Sasaran
Perencanaan Perawatan Sasaran perencanaan perawatan :
•
Bagian khusus dari pabrik dan fasilitas yang akan dirawat.
•
Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu dirawat.
•
Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.
•
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.
•
Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.
•
Sistem Pengelolaan pekerjaan.
•
Metode untuk menganalisis pekerjaan.
Dasar-dasar pokok
yang menunjang dalam pembentukan sistem perawatan:
•
Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas pabrik.
• Jadwal kegiatan perawatan lengkap untuk
masing-masing tugas yang harus dilakukan pada tiap bagian.
•
Program yang menunjukkan kapan tiap tugas harus dilakukan.
•
Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.
•
Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan.
Faktor-faktor Yang
Diperhatikan Dalam Perencanaan Pekerjaan Perawatan :
A. Ruang lingkup
pekerjaan.
Untuk
tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau
pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat
membantu dalam melakukan pekerjaan.
B. Lokasi
pekerjaan.
Lokasi
pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang
mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi
kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen dllsb.
C. Prioritas
pekerjaan.
Prioritas
pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan
yang benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi
mesin tersebut prioritas utama.
D. Metode yang
digunakan.
“Membeli
kemudian memasang” sangat berbeda artinya dengan “membuat kemudian memasang”.
Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun akan lebih
baik jika penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai
dengan keahlian yang dipunyai.
E. Kebutuhan
material.
Apabila
ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka biasa
diikuti dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus
selalu tersedia.
F. Kebutuhan alat
perkakas.
Sebaiknya
alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah penyediaannya bila akan
digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat khusus yang perlu
ditentukan kebutuhannya.
G. Kebutuhan
keahlian.
Keahlian
yang dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.
H. Kebutuhan
tenaga kerja.
Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan untuk
setiap jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar