Laman

Minggu, 05 November 2017

Perawatan dan Perbaikan Mesin

Tugas Softskill : Resume PI/Skripsi/Thesis
Judul : Perawatan Mesin pada perusahaan
Sumber :Ardian,Aan. Perawatan dan Perbaikan mesin. YOGYAKARTA:Universitas Negri Yogyakarta diunduh di http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304811/pendidikan/2c-handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin.pdf

BAB I
Perawatan mesin merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan produksi, perawatan mesin dilakukan untuk mencegah kegagalan sistem maupun untuk mengembalikan fungsi sistem jika kegagalan telah terjadi. Beberapa perusahaan biasanya melakukan perawatan apabila fasilitas atau peralatan menagalami kerusakan. Perawatan mesin yang baik dapat meningkatkan keandalan dan mesin, perawatan tersebut dapat meliputi perawatan corrective yaitu kegiatan perawatan setelah mesin rusak dan perawatan preventive yaitu kegiatan perawatan mesin untuk mencegah terjadinya kerusakan.
            Reabilitas mesin produksi yang tinggi dapat membantu dalam kelancaran produksi suatu perusahaan dan dapat meminimasi jumlah kecacatan produk(Corder, 1992). Aktivitas produksi sering mengalami hambatan disebabkan karena tidak berfungsinya mesin-mesin produksi yang pada dasarnya merupakan komponen utama dalam bidang industri manufaktur. Kegagalan beroperasi mengakibatkan ketersediaan mesin yang dioptimalkan.
            Kegiatan perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan ketangguhan operasional dan kinerja sistem agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga mesin dapat berjalan dengan normal dan menjaga kelancaran proses produksi. Perawatan mesin terbagi menjadi dua cara :
1.      Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)
2.      Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance)
Perawatan mesin yang disebutkan diatas memiliki bentuk-bentuk perawatannya tersendiri. Berikut adalah bentuk-bentuk dari perawatan :
1.      Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Perawatan Preventif adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (Preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: Inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan. Sehingga peralatan dan mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2.      Perawatan Korektif
Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.

3.      Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan bentuk ini dilakukan pada mesin yang beroperasi secara terus menerus dalam melayani proses produksi.
4.      Perawatan Prediktif.
Perawatan prediktif ini filakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dengan cara menganalisa melalui panca indra atau alat-alat untuk mendeteksi kerusakan.
5.      Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya pihak maintenance harus menunggu suku cadang disiapkan, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6.      Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Perawatan Darurat adalah pekerjaan perbaikan yang harus dilakukan karena terjadi kerusakan dan kemacetan pada mesin yang tidak terduga.


BAB IV
PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN
Jadwal Operasi Pabrik Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan minimum, maka waktu untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu pekerjaan perawatan ditentukan atas kondisi berikut:
• Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya kebutuhan perawatan.
• Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja yang sudah.
Penentuan jam operasi pabrik tergantung besar kecilnya industri, jenis dan tingkat produksi. Berbagai sistem penggantian waktu kerja di industri, sehingga bisa ditentukan waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada saat pabrik tidak beroperasi. Perencanaan Perawatan Urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
A. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
B. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan ke masa depan.
C. Pengontrolan dan pencatatan.
D. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu bentuk perawatan.
E. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih:
• Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
• Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
• Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana.
• Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.
Sasaran Perencanaan Perawatan Sasaran perencanaan perawatan :
• Bagian khusus dari pabrik dan fasilitas yang akan dirawat.
• Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu dirawat.
• Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.
• Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.
• Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.
• Sistem Pengelolaan pekerjaan.
• Metode untuk menganalisis pekerjaan.
Dasar-dasar pokok yang menunjang dalam pembentukan sistem perawatan:
• Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas pabrik.
• Jadwal kegiatan perawatan lengkap untuk masing-masing tugas yang harus dilakukan pada tiap bagian.
• Program yang menunjukkan kapan tiap tugas harus dilakukan.
• Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.
• Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan.
Faktor-faktor Yang Diperhatikan Dalam Perencanaan Pekerjaan Perawatan :
A. Ruang lingkup pekerjaan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat membantu dalam melakukan pekerjaan.
B. Lokasi pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen dllsb.
C. Prioritas pekerjaan.
Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan yang benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi mesin tersebut prioritas utama.
D. Metode yang digunakan.
“Membeli kemudian memasang” sangat berbeda artinya dengan “membuat kemudian memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun akan lebih baik jika penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang dipunyai.
E. Kebutuhan material.
Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka biasa diikuti dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu tersedia.
F. Kebutuhan alat perkakas.
Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah penyediaannya bila akan digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat khusus yang perlu ditentukan kebutuhannya.
G. Kebutuhan keahlian.
Keahlian yang dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.
H. Kebutuhan tenaga kerja.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan untuk setiap jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar