ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Abraham Harold
Maslow berpendapat, bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai
kebutuhan yang digambarkan sebagai piramida.
Menurut Maslow
setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara hirarkhi dari
tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Setiap
kali kebutuhan pada tingkatan paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul
kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pada tingkat yang paling bawah dicantumkan
berbagai kebutuhan dasar yang bersifat biologis, kemudian pada tingkatan yang
lebih tinggi dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat sosial. Pada
tingkatan yang paling tinggi dicantumkan kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.
Ada lima bentuk
asumsi dasar teori maslow sebagai yang disusun berdasarkan kebutuhan yang
paling penting sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis (physiological needs)
Manifestasi
kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang/pakaian, pangan/makan, dan
kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain
sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan (safety needs)
Yaitu
kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa aman yang mencakup antara lain
keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional seperti
ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi yang berasal dari ancaman orang
lain.
3. Kebutuhan sosial (social needs)
Yaitu kebutuhan akan
kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar
kelompok. Ditandai dengan keinginan seseorang menjadi bagian atau anggota dari
kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan
keinginan membantu orang lain.
Misalnya adalah :
memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan
lain-lain.
4. Kebutuhan pengakuan (esteem needs)
Yaitu kebutuhan
yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari orang lain (masyarakat), tetapi
lebih jauh dari itu, yaitu diakui/dihormati/dihargai orang lain karena
kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan penciptaan
simbol-simbol, yang dengan simbol itu kehidupannya dirasa lebih berharga.
Dengan simbol-simbol seperti merek sepatu, merek jam dan lainnya merasa bahwa
statusnya meningkat dan dirinya sendiri disegani dan dihormati orang.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization
needs)
Kebutuhan
aktualisasi diri yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi/penyaluran
diri dalam arti kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk nyata dalam
kehidupannya merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari teori Maslow, seperti
ikut seminar, loka karya yang sebenarnya keikut sertaannya itu bukan didorong
oleh ingin dapat pekerjaan, tetapi sesuatu yang berasal dari dorongan ingin
memperlihatkan bahwa ia ingin mengembangkan kapasitas prestasinya yang optimal.
ILMU TEKNOLOGI DI ABAD
21
Perkembangan
ilmu teknologi di abad ke 21 ini kian pesat baik disegala bidang, tidak
terkecuali pada perkembangan handphone selular atau gadget yang ditandai dengan
inovasi-inovasi teknologi selular (Smartphone) yang menawarkan
kecanggihan dari masing-masing platform. Salah satu perusahaan raksasa yang
juga bergerak dibidang smartphone yakni Samsung belakangan ini mengeluarkan
produk baru gadget Samsung Galaxy S4 dengan fitur canggihnya yakni air view
dan air gesture.
Sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mencatat bahwa pertumbuhan
teknologi di dunia saat ini tidak terlepas dari pengaruh sebuah daerah negara
bagian Amerika Serikat tepatnya di California yang dikenal dengan nama Silicon
Valley. Daerah yang menjadi basis perusahaan skala Internasional itu terdapat
sebuah Universitas yang tidak bisa dilupakan begitu saja namanya karena
kemajuan daerah tersebut sangat dipengaruhi oleh Stanford University yang
menjadi basis lahirnya teknopreneur-teknopreneur handal dunia.
Berangkat
dari kegelisahan seorang Prof. Fred Terman yang pada saat itu menjabat sebagai
Dekan Fakultas Teknik pada tahun 1936 yang melihat kelangkaan kerja lulusan
Fakultas Teknik, kemudian ia mengarahkan lulusan fakultas nya untuk memulai
usaha sendiri. Hasilnya perusahaan Hewlett-Packard yang menjadi merek produksi
yang bergerak dibidang elektronik dan instrumentasi sampai saat ini menjadi salah
satu perusahaan ternama di dunia. Bahkan sampai saat ini ada ratusan bahkan
ribuan perusahaan yang berada di Silicon Valey menjadi terkenal didunia tidak
terlepas dari Stanford University dengan lulusan-lulusan yang memiliki jiwa
teknopreneur.
Dari
paparan cerita diatas bukan merupakan sebuah kebetulan, berangkat dari sebuah
universitas yang di tunjang dengan laboratorium yang memadai serta keberanian
sedikit memodali usaha menjadi berujung pada kemajuan Negara. Berdasarkan data
(High-Tech Stocks & Mutual Funds, 3rd Edition, Michael Murphy.
Brodway Books, New York, 2000) tingkat pergeseran kontribusi sektor teknologi
terhadap total ekonomi Amerika Serikat menunjukkan angka yang sangat signifikan
yakni tiap tahunnya meningkat dua persen pertahun.
Negara
kita Indonesia sudah dikatakan negara yang lengkap fasilitas sarana dan
prasarana penunjang. Lembaga pemerintah dan non pemerintah sudah aktif
melakukan riset ilmu perkembangan dan tenologi diberbagai bidang. Namun pada
kenyataanya Indonesia masih belum mandiri atau dengan kata lain masih menjadi
negara yang tingkat konsumerisme masyarakatnya tinggi. Tentu saja ini menjadi
persoalan sosial yang kita hadapi bersama.
Untuk
menjadi negara yang mampu sejajar dibidang ekonomi dunia, Indonesia membutuhkan
alternatif yang diyakini mampu menjadikan masyarakat Indonesia mandiri, yakni
entrepreneur. Dengan menyesuaikan perkembangan zaman yang syarat dengan
percepatan laju pertumbuhan teknologi maka harus dilahirkan
teknopreneur-teknopreneur muda yang berani dan mampu bersaing. Konseksuensinya
harus ada sebuah perhatian khusus serta regulasi negara untuk mengatur
terealisasinya komitmen tersebut.
Negara
Indonesia memiliki potensi dan kesempatan yang luar biasa luasnya seandainya
sinergisitas antara pemangku kebijakan dan masyarakat yang dipimpin saling
menjalankan fungsi dan perannya. Banyak universitas besar yang tidak diragukan
lagi kualitas pendidiknya yang ada di Indonesia yang bisa dijadikan basis
lahirnya teknopreneur-teknopreneur.
Pemerintah
harus lebih memperhatikan dan mendorong lembaga-lembaga riset baik milik swasta
atau pun pemerintah dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat
persaingan dunia global saat ini lebih mengkedepankan teknologi informasi
sebagai basis bisnis maka dari itu perlu ada nya perhatian pada dunia
pendidikan dalam bentuk kerjasama dengan universitas-universitas di Indonesia
yang dirasa mampu melahirkan teknorpreneur-teknopreneur muda yang berani dan
berbakat untuk menjawab tantangan teknologi global.