Laman

Kamis, 23 Oktober 2014

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA



ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Abraham Harold Maslow berpendapat, bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai kebutuhan yang digambarkan sebagai piramida.
Menurut Maslow setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara hirarkhi dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pada tingkat yang paling bawah dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat biologis, kemudian pada tingkatan yang lebih tinggi dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat sosial. Pada tingkatan yang paling tinggi dicantumkan kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.
Ada lima bentuk asumsi dasar teori maslow sebagai yang disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting sebagai berikut:
1.      Kebutuhan Fisiologis (physiological needs)
Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang/pakaian, pangan/makan, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2.      Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan (safety needs)
Yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa aman yang mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional seperti ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi yang berasal dari ancaman orang lain.
3.      Kebutuhan sosial (social needs)
Yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Ditandai dengan keinginan seseorang menjadi bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan keinginan membantu orang lain.
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4.      Kebutuhan pengakuan (esteem needs)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh dari itu, yaitu diakui/dihormati/dihargai orang lain karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan penciptaan simbol-simbol, yang dengan simbol itu kehidupannya dirasa lebih berharga. Dengan simbol-simbol seperti merek sepatu, merek jam dan lainnya merasa bahwa statusnya meningkat dan dirinya sendiri disegani dan dihormati orang.
5.      Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)
Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi/penyaluran diri dalam arti kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk nyata dalam kehidupannya merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari teori Maslow, seperti ikut seminar, loka karya yang sebenarnya keikut sertaannya itu bukan didorong oleh ingin dapat pekerjaan, tetapi sesuatu yang berasal dari dorongan ingin memperlihatkan bahwa ia ingin mengembangkan kapasitas prestasinya yang optimal.
ILMU TEKNOLOGI DI ABAD 21
Perkembangan ilmu teknologi di abad ke 21 ini kian pesat baik disegala bidang, tidak terkecuali pada perkembangan handphone selular atau gadget yang ditandai dengan inovasi-inovasi teknologi selular (Smartphone) yang menawarkan kecanggihan dari masing-masing platform. Salah satu perusahaan raksasa yang juga bergerak dibidang smartphone yakni Samsung belakangan ini mengeluarkan produk baru gadget Samsung Galaxy S4 dengan fitur canggihnya yakni air view dan air gesture.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mencatat bahwa pertumbuhan teknologi di dunia saat ini tidak terlepas dari pengaruh sebuah daerah negara bagian Amerika Serikat tepatnya di California yang dikenal dengan nama Silicon Valley. Daerah yang menjadi basis perusahaan skala Internasional itu terdapat sebuah Universitas yang tidak bisa dilupakan begitu saja namanya karena kemajuan daerah tersebut sangat dipengaruhi oleh Stanford University yang menjadi basis lahirnya teknopreneur-teknopreneur handal dunia.
Berangkat dari kegelisahan seorang Prof. Fred Terman yang pada saat itu menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik pada tahun 1936 yang melihat kelangkaan kerja lulusan Fakultas Teknik, kemudian ia mengarahkan lulusan fakultas nya untuk memulai usaha sendiri. Hasilnya perusahaan Hewlett-Packard yang menjadi merek produksi yang bergerak dibidang elektronik dan instrumentasi sampai saat ini menjadi salah satu perusahaan ternama di dunia. Bahkan sampai saat ini ada ratusan bahkan ribuan perusahaan yang berada di Silicon Valey menjadi terkenal didunia tidak terlepas dari Stanford University dengan lulusan-lulusan yang memiliki jiwa teknopreneur.
Dari paparan cerita diatas bukan merupakan sebuah kebetulan, berangkat dari sebuah universitas yang di tunjang dengan laboratorium yang memadai serta keberanian sedikit memodali usaha menjadi berujung pada kemajuan Negara. Berdasarkan data (High-Tech Stocks & Mutual Funds, 3rd Edition, Michael Murphy. Brodway Books, New York, 2000) tingkat pergeseran kontribusi sektor teknologi terhadap total ekonomi Amerika Serikat menunjukkan angka yang sangat signifikan yakni tiap tahunnya meningkat dua persen pertahun.
Negara kita Indonesia sudah dikatakan negara yang lengkap fasilitas sarana dan prasarana penunjang. Lembaga pemerintah dan non pemerintah sudah aktif melakukan riset ilmu perkembangan dan tenologi diberbagai bidang. Namun pada kenyataanya Indonesia masih belum mandiri atau dengan kata lain masih menjadi negara yang tingkat konsumerisme masyarakatnya tinggi. Tentu saja ini menjadi persoalan sosial yang kita hadapi bersama.
Untuk menjadi negara yang mampu sejajar dibidang ekonomi dunia, Indonesia membutuhkan alternatif yang diyakini mampu menjadikan masyarakat Indonesia mandiri, yakni entrepreneur. Dengan menyesuaikan perkembangan zaman yang syarat dengan percepatan laju pertumbuhan teknologi maka harus dilahirkan teknopreneur-teknopreneur muda yang berani dan mampu bersaing. Konseksuensinya harus ada sebuah perhatian khusus serta regulasi negara untuk mengatur terealisasinya komitmen tersebut.
Negara Indonesia memiliki potensi dan kesempatan yang luar biasa luasnya seandainya sinergisitas antara pemangku kebijakan dan masyarakat yang dipimpin saling menjalankan fungsi dan perannya. Banyak universitas besar yang tidak diragukan lagi kualitas pendidiknya yang ada di Indonesia yang bisa dijadikan basis lahirnya teknopreneur-teknopreneur.
Pemerintah harus lebih memperhatikan dan mendorong lembaga-lembaga riset baik milik swasta atau pun pemerintah dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat persaingan dunia global saat ini lebih mengkedepankan teknologi informasi sebagai basis bisnis maka dari itu perlu ada nya perhatian pada dunia pendidikan dalam bentuk kerjasama dengan universitas-universitas di Indonesia yang dirasa mampu melahirkan teknorpreneur-teknopreneur muda yang berani dan berbakat untuk menjawab tantangan teknologi global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar