Nama : Eka Julianto Bhayangkara
NPM : 33414423
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
> Pendekatan
kesusastraan
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta
śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau
"pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi"
atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk
merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu.Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan
sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar
teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau
abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai
orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.Selain itu dalam arti
kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan
(sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
pemikiran tertentu.
> ilmu Budaya Dasar
Yang Dihubungkan dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang
dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata
prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan
prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya,
prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,
serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu
prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum
terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa
aturan apa pun.
Jenis – jenis Prosa
Jenis – jenis Prosa
Prosa terbagi menjadi Prosa lama dan prosa
baru.
Jenis- jenis Prosa lama :

Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai
peristiwa yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran
Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya

Hikayat adalah cerita karya sastra lama yang
berbentuk riwayat yang mengisahkan hal-hal di luar kenyataan yang berkembang di
lingkungan istana
Ciri-ciri Hikayat yaitu :
Ciri-ciri Hikayat yaitu :
1.
Bersifat istana centris
2.
Anonim(nama pengarang tidak di cantumkan)
3. Berkembang
secara stetis
4.
Bersifat imajinatif,hanya bersifat khayal
5.
Lisan,karena di sebarkan lewat mulut ke mulut
6.
Berbahasa klise,meniru bahasa penutur sebelumnya
7.
Bersifat logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri

Sejarah disebut juga Tambo, berasal dari
bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun yang berarti pohon. Sejarah adalah salah
satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah.
Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Selain berisikan peristiwa sejarah, juga
berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis
oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk
Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.

merupakan cerita yang biasanya diambil dari
sebuah buku yang dibuat seseorang di masa lalu. Contoh: epos Ramayana, epos
Mahabarata.

merupakan kisah yang menyenangkan dan
bersifat menghibur.
Jenis-jenis Prosa Baru :

adalah bentuk prosa baru yang menceritakam
sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di
dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak
menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan
Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang
Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.

berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’.
Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku
utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik
atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman
condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek
daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga
Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer,
Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.

adalah suatu karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga
pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar
Dewantara.

Karya sastra yang berisikan cerita tentang
cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain.
Contoh kisah dalam karya sastra lama, antara lain:
a.
Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan
b.
Kisah Abdullah ke Jedah.

Otobiografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis
langsung oleh orang atau
tokoh tersebut.
> Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang panggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawa moral, pesam atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenagan yang diperoleh
dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat
mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang
belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca
juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau
mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang
tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam nivel sering kita dapat belajar
sesiatu uang lebih daripada sejarah atau lapiran jurnalistik tentang kehidupan
masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehiduoab yang akan dating atau
kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimulai
imajinasi, dan merupakan sarana bagi peminfajan uang tak henti-hentinya dan
warisan budaya bangsa. Novel se[erti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara
membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan,
aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh
generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan
taka da ujung, missal menggambarkan suatu tindakan heroism yang mengagumkan dan
memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalami
secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak mengalami secara fisik itulahm
jiwa kepahlawanan perlu disentuh melalui hasil-hasil sastra.
4. Prosa memberikan keseimbangan
wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-oengalan dengan banyak individu. Fiksi
juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional
atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda dariada apa yang disajikan
dalam kehidupan sediri.
Adanya semacam kaidah kemungkinan yang
tidak munkindalam fiksi inilah yang memungkinkan pembaca untuk dapat memperluas
dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup dan kehidupan
manusia. Dari banyak memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk
keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi kenyataan-kenyataan di luar
dirinya yang mungkin sangat berlainan dari pribadinya. Seorang dokter yang
dianggap memiliki status social tinggi, tetapi tenyata mendatangi perempuan
simpanannya walaupun denga alasan-alasan psikologis, seperti dikisahkan dalam
novel belenggu, adalah cintih kemungkinan yang tidak mungkin. Tetapi justru
dari sinilah pembaca memperluas perspektifnya tentang kehidupan manusia. Berkenaan dengan
moral, karya sastra dapat dibagu menjadi dua; Karya sastra yang mengarahkan
aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga
yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Karya sastra yang menyuarakan aspirasi
jmannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya.
Kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman Jepang yang dikelompokkan ke dalam
kelompok ini. Karya sastra yang menyuarakan jamannya, biasa tidak
mengajak pembaca untuk melakukan sesuaty, akan tetapi untuk merenung. Kedua
macam karya sastra itu selalu menyampaikan masalah. Masalah ini disampaikan
dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya. Masing-masing tokoh mempunyai
temperamen, pendirian, dan kemauan yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan
konflik. Konflik dapat terjadi baik di dalam tokoh sendiri maupun diantara
tokoh satu dengan lainnya.
>
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan dengan Puisi
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian,
dan kesenian cabang unsur dari kebudayaan. puisi adalah ekspresi pengalaman
jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, tuhan melalui media bahasa yang
artistik/estetik, nyang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya.
kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah :
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Puisi dan keinsyafan sosial.
kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah :
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Puisi dan keinsyafan sosial.
Sumber :
http://raditaryo.wordpress.com/2013/03/21/nilai-nilai-dalam-prosa-fiksi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar